Kolaborasi Bakti Sosial Pembagian Sembako oleh LSM CADAS dengan PT LHMM di Jabar dan Banten
Untuk kedua kalinya LSM CADAS (Ciri Aspirasi Dari Abdi Sanagara) dan PT. LHMM (Lebak Harapan Makmur Minning) menyalurkan 2.200 paket sembako selama Ramadhan 2015 (9 – 13 Juli 2015). “Kami bagi dua, masing-masing sekitar seribu lebih untuk di Jabar dan Lebak, provinsi Banten”, tutur Nurharto S.H, Ketua DPP LSM CADAS di salah satu kantor sekertariatnya Jl. Diponegoro No 23 Bandung.
“Penyaluran bantuan lebih pada keberadaan warga yang layak bantu di daerah tersebut. Pertimbangan lain, karena sudah ada atau sedang dalam rintisan kantor DPD LSM CADAS di daeah ini, semata demi efiensi koordinasi pula”.
“Lain kali kalau bawa bantuan sembako ke sini, apalagi dari Bandung truknya harus yang double. Walaupun sempat tertunda beberapa jam, saluran sembako hari itu (10 dan 11 Juli 2015 - red), bagi warga di Kecamatan Bayah bisa diterima dengan baik. Terima kasih banyak atas bantuan ini,” ungkap Camat Bayah Kabupaten Lebak Provinsi Banten, Eman Suparman.
Menurut Eman, kehadiran bantuan tersebut sangatlah tepat, karena berkaitan dengan musim kemarau yang sudah melanda ribuan warganya. “Terutama bagi tiga desa terdampak langsung pembangunan Pabrik Semen Merah Putih utamanya di Desa Bayah Barat, Bayah Timur, dan Darmasari”.
Sedangkan untuk Provinsi Banten penyaluran sembako difokuskan ke Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak. Adapun Desa yang memperoleh bantuan sembako kali ini adalah Bayah Barat, Bayah Timur, Cidikit, Cimancak, Cisuren, Darmasari, Pasirgombong, dan Suwakan. Khusus untuk kegiatan kali ini, paket sembako dibawa langsung dari Bandung.
“Saat membawa satu truk sembako dari Bandung ke Banten, sempat truk jenis engkel mogok berkali-kali di perbatasan Palabuhan Ratu dan Kabupaten Lebak. Malah, di tanjakan Cibareno, sebagian muatan diangkut kendaraan lain”, papar Nurhasid S.H, Bendahara DPP LSM CADAS, yang memperoleh sumber bantuan dari Ny. Sri Mulungsih Moehono, salah satu pimpinan di PT LHMM.
Menurut Nurhasid, bantuan dari Ny. Sri Mulungsih Moehono dan pihak lainnya yang tergerak dengan missi utama LSM CADAS dalam bidang hak sipil dan lingkungan hidup, untuk masa mendatang akan digulirkan dengan lebih terstruktur. “Rencananya takhanya paket sembako secara insidentil seperti saat ini. Ke depan akan disalurkan sejumlah buku bagi sekolah atau lembaga pemberdayaan masyarakat lainnya”
Sebagaimana diketahui, lingkup kerja PT LHMM selain di bidang tambang juga bergerak pada penerbitan buku dan semacamnya. Sudah menjadi “nazarnya” Sri Mulungsih Moehono, bila memperoleh keuntungan dari usahanya, sebagian disalurkan melalui LSM CADAS.
“Kayaknya gimana gituh yah? Aku ini bertahun-tahun hidup di dunia keras. Sekarang, menyalurkan sembako bagi yang membutuhkan. Terus, katanya kita akan menyalurkan buku ke perpustakaan sekolah. Rasanya, hidup aku makin berharga ya?”, tutur Kimsuy dan Awey yang termasuk mantan “preman Cicadas”.
Kimsuy dan Awey, di antara puluhan lainnya setelah bergabung dengan LSM CADAS yang salah satunya getol memprotes penambangan pasir besi di pantai selatan Jabar berkolaborasi dengan LBH Bandung, DPKLTS (Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda), serta Walhi Jabar, kini punya predikat baru “hadiah” dari harian KOMPAS sebagai “preman babalik pikir”.
“Tambah susah atuh apalagi berpikir ulang aktif ke dunia keras seperti dulu. Punya nama baru preman babalik pikir , jadi mikir …”, tambah Dik Dik rekan Awey dan Kimsuy selama membagikan sembako baru-bari ini. Dik Dik dan lainnya kini merasa lebih bahagia, karena kiprahnya merasa berguna bagia orang lain.
Sekilas LSM CADAS dan Ny. Sri Mulungsih Moehono (PT. LHMM)
LSM CADAS (Ciri Aspirasi Dari Abdi Sanagara), yang berdiri sejak 2009. Pemerakarsa lembaga ini adalah para tokoh asal warga yang dulu dikenal sebagai “warga Cicadas” yang kerap disandingkan dengan asal muasal daeerah preman di kota Bandung. Demi mengikis citra negatip itu, para tokoh yang kebanyakan berprofesi sebagai pengacara dan aktivis sosial & lingkungan, tergerak untuk menghimpun para “jawara lokal” untuk “babalik pikir” membangun daerahnya dan Jawa Barat serta Provinsi Banten pada umumnya.
Koperasi Semut didirikan untuk memberdayakan petani cabai di daerah ini. Kala itu tahun 1990-an hingga 1997 anggotanya sempat mencapai 5.000 orang, dengan perputaran uang ratusan juta rupiah. Hasil budi daya cabai kala itu, bertahun-tahun sempat memasok Pasar Induk Cipinang – Jakarta. Koperasi Semut, ambruk manakala tumbuh “persaingan” dengan Koperasi Usaha Tani bentukan pemerintah kala itu.
Sejak itu para pegiat Koperasi Semut, kembali hengkang ke Bandung terutama menghimpun diri di Cicadas – sekarang Kecamatan Cibeunying Kidul. Sejak saat itu buah dari “berkelana” di Bayah- Banten sempat berkenalan dengan Ny. Sri Mulungsih Moehono (Putri Jend. Purn. Moehono – Mantan Sekertaris Militer Presiden Soeharto).
Secara kebetulan Ny. Sri Mulungsih Moehono sebagai salah satu pimpinan PT LHMM (Lebak Harapan Makmur Minning) yang banyak bergiat dalam bidang tambang di Kabupaten Lebak memiliki visi yang sama dalam hal penegakan hak sipil dan lingkungan hidup. Hingga kini sudah dalm 2 tahun terakhir (2014 dan 2015), LSM CADAS diberi peran menyalurkan bantuan (CSR atau zakat Mal) dari PT LHMM. Lingkup bantuan ini tak sekedar sembako di Jabar dan Banten, melainkan hingga ke bencana Gunung Sinabung (Brastagi 2014), dan Gunung Semeru (Lumajang, 2014). Rencana yang belum kesampaian dan dalam waktu dekat akan dilaksanakan diantaranya:”Pemugaran rutilahu – rumah tidak layak huni, di beberapa daeerah terutama di Cicadas Kota Bandung yang terkenal sebagai daerah padat dan pemukiman kumuh di kota Bandung”, kata Nurhasid S.H, Bendahara DPP LSM CADAS. [HS/dtn]
Kolaborasi Bakti Sosial Pembagian Sembako oleh LSM CADAS dengan PT LHMM di Jabar dan Banten
Menurut Nurhadi, Ketua Harian LSM CADAS, untuk pembagian di Jabar masing-masing disalurkan selain di kota Bandung terutama di Kecamatan Cibeunying Kidul, juga disalurkan ke daerah Sumedang, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Pangandaran dan Ciamis.“Penyaluran bantuan lebih pada keberadaan warga yang layak bantu di daerah tersebut. Pertimbangan lain, karena sudah ada atau sedang dalam rintisan kantor DPD LSM CADAS di daeah ini, semata demi efiensi koordinasi pula”.
“Lain kali kalau bawa bantuan sembako ke sini, apalagi dari Bandung truknya harus yang double. Walaupun sempat tertunda beberapa jam, saluran sembako hari itu (10 dan 11 Juli 2015 - red), bagi warga di Kecamatan Bayah bisa diterima dengan baik. Terima kasih banyak atas bantuan ini,” ungkap Camat Bayah Kabupaten Lebak Provinsi Banten, Eman Suparman.
Menurut Eman, kehadiran bantuan tersebut sangatlah tepat, karena berkaitan dengan musim kemarau yang sudah melanda ribuan warganya. “Terutama bagi tiga desa terdampak langsung pembangunan Pabrik Semen Merah Putih utamanya di Desa Bayah Barat, Bayah Timur, dan Darmasari”.
Sedangkan untuk Provinsi Banten penyaluran sembako difokuskan ke Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak. Adapun Desa yang memperoleh bantuan sembako kali ini adalah Bayah Barat, Bayah Timur, Cidikit, Cimancak, Cisuren, Darmasari, Pasirgombong, dan Suwakan. Khusus untuk kegiatan kali ini, paket sembako dibawa langsung dari Bandung.
“Saat membawa satu truk sembako dari Bandung ke Banten, sempat truk jenis engkel mogok berkali-kali di perbatasan Palabuhan Ratu dan Kabupaten Lebak. Malah, di tanjakan Cibareno, sebagian muatan diangkut kendaraan lain”, papar Nurhasid S.H, Bendahara DPP LSM CADAS, yang memperoleh sumber bantuan dari Ny. Sri Mulungsih Moehono, salah satu pimpinan di PT LHMM.
Menurut Nurhasid, bantuan dari Ny. Sri Mulungsih Moehono dan pihak lainnya yang tergerak dengan missi utama LSM CADAS dalam bidang hak sipil dan lingkungan hidup, untuk masa mendatang akan digulirkan dengan lebih terstruktur. “Rencananya takhanya paket sembako secara insidentil seperti saat ini. Ke depan akan disalurkan sejumlah buku bagi sekolah atau lembaga pemberdayaan masyarakat lainnya”
Sebagaimana diketahui, lingkup kerja PT LHMM selain di bidang tambang juga bergerak pada penerbitan buku dan semacamnya. Sudah menjadi “nazarnya” Sri Mulungsih Moehono, bila memperoleh keuntungan dari usahanya, sebagian disalurkan melalui LSM CADAS.
“Kayaknya gimana gituh yah? Aku ini bertahun-tahun hidup di dunia keras. Sekarang, menyalurkan sembako bagi yang membutuhkan. Terus, katanya kita akan menyalurkan buku ke perpustakaan sekolah. Rasanya, hidup aku makin berharga ya?”, tutur Kimsuy dan Awey yang termasuk mantan “preman Cicadas”.
Kimsuy dan Awey, di antara puluhan lainnya setelah bergabung dengan LSM CADAS yang salah satunya getol memprotes penambangan pasir besi di pantai selatan Jabar berkolaborasi dengan LBH Bandung, DPKLTS (Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda), serta Walhi Jabar, kini punya predikat baru “hadiah” dari harian KOMPAS sebagai “preman babalik pikir”.
“Tambah susah atuh apalagi berpikir ulang aktif ke dunia keras seperti dulu. Punya nama baru preman babalik pikir , jadi mikir …”, tambah Dik Dik rekan Awey dan Kimsuy selama membagikan sembako baru-bari ini. Dik Dik dan lainnya kini merasa lebih bahagia, karena kiprahnya merasa berguna bagia orang lain.
Sekilas LSM CADAS dan Ny. Sri Mulungsih Moehono (PT. LHMM)
LSM CADAS (Ciri Aspirasi Dari Abdi Sanagara), yang berdiri sejak 2009. Pemerakarsa lembaga ini adalah para tokoh asal warga yang dulu dikenal sebagai “warga Cicadas” yang kerap disandingkan dengan asal muasal daeerah preman di kota Bandung. Demi mengikis citra negatip itu, para tokoh yang kebanyakan berprofesi sebagai pengacara dan aktivis sosial & lingkungan, tergerak untuk menghimpun para “jawara lokal” untuk “babalik pikir” membangun daerahnya dan Jawa Barat serta Provinsi Banten pada umumnya.
Mengapa Provinsi Banten?
Provinsi Banten khususnya Kecamatan Bayah sering menjadi basis LSM CADAS dalam kegiatannya, tak lain karena beberapa dari tokoh pendiri LSM CADAS pernah melakukan rintisan kegiatan sosialnya di daerah ini. Salah satunya di desa Cidikit, Naga Jaya, Cisuren, Mancak, Suakan, dan sekitarnya. Mereka ini pada era tahun 1990-an pernah membangun Koperasi Semut di daerah ini.Koperasi Semut didirikan untuk memberdayakan petani cabai di daerah ini. Kala itu tahun 1990-an hingga 1997 anggotanya sempat mencapai 5.000 orang, dengan perputaran uang ratusan juta rupiah. Hasil budi daya cabai kala itu, bertahun-tahun sempat memasok Pasar Induk Cipinang – Jakarta. Koperasi Semut, ambruk manakala tumbuh “persaingan” dengan Koperasi Usaha Tani bentukan pemerintah kala itu.
Sejak itu para pegiat Koperasi Semut, kembali hengkang ke Bandung terutama menghimpun diri di Cicadas – sekarang Kecamatan Cibeunying Kidul. Sejak saat itu buah dari “berkelana” di Bayah- Banten sempat berkenalan dengan Ny. Sri Mulungsih Moehono (Putri Jend. Purn. Moehono – Mantan Sekertaris Militer Presiden Soeharto).
Secara kebetulan Ny. Sri Mulungsih Moehono sebagai salah satu pimpinan PT LHMM (Lebak Harapan Makmur Minning) yang banyak bergiat dalam bidang tambang di Kabupaten Lebak memiliki visi yang sama dalam hal penegakan hak sipil dan lingkungan hidup. Hingga kini sudah dalm 2 tahun terakhir (2014 dan 2015), LSM CADAS diberi peran menyalurkan bantuan (CSR atau zakat Mal) dari PT LHMM. Lingkup bantuan ini tak sekedar sembako di Jabar dan Banten, melainkan hingga ke bencana Gunung Sinabung (Brastagi 2014), dan Gunung Semeru (Lumajang, 2014). Rencana yang belum kesampaian dan dalam waktu dekat akan dilaksanakan diantaranya:”Pemugaran rutilahu – rumah tidak layak huni, di beberapa daeerah terutama di Cicadas Kota Bandung yang terkenal sebagai daerah padat dan pemukiman kumuh di kota Bandung”, kata Nurhasid S.H, Bendahara DPP LSM CADAS. [HS/dtn]
Tidak ada komentar: