Sertijab Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar
Berlokasi Gedung Bank
Indonesia Jl. Braga Bandung, Kamis, 8 Desember 2014 telah dilakukan Serah
Terima Jabatan (Sertijab) Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jabar
dari Dian Ediana Rae kepada Rosmaya Hadi. Hadir pada Sertijab ini selain Deddy
Mizwar, Wakil Gubernur Jabar, juga Hendar, Deputy Gubernur Bank Indonesia.
Sertijab Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar |
Dalam sambutannya Deddy
Mizwar mengapresiasi kinerja BI selama ini di bawah kepemimpinan Dian Ediana Rae (kini menjadi kepala Koordinator BI wilayah Sumatera Utara-red),
dalam hal pengendalian tingkat inflasi di Jabar. Beberapa hal yang Deddy Mizwar
sebut di antaranya terobosan panduan finansial terhadap pengusaha UMKM (Usaha
Menengah Kecil dan Mikro). “Keberadaan FKPI – Forum Koordinasi Pengendalian
Inflasi Jabar, hendaknya tetap dipertahankan. Kinerjanya saya apresiasi”.
Sementara itu Hendar, dalam
kesempatan ini sempat mengupas situasi perbankan dalam konteks menjaga resiko
sistem keuangan. Menurutnya peranan perbankan dalam menjalankan fungsinya
sebagai lembaga intermediasi sangatlah penting. “Kinerja perbankan Jabar,
perkembangannya relatif stabil pada triwulan lll 2014. Pertumbuhan penyaluran
kredit tercatat melambat pada level 13,8% (yoy) dibandingkan triwulan ll 2014
sebesar 16,1% (yoy), atau mencapai Rp. 293,2 triliun”.
Menurut Hendar pula,
besaran pertumbuhan kredit ini selaras dengan arah kebijakan BI demi mengarahkan
pertumbuhan kredit yang lebih rendah pada 2014, juga guna menjaga stabilitas makrekonomi
terkait resiko defisit transaksi berjalan dan tekanan inflasi pasca kenaikan BBM
2013. Sementara itu resiko kredit atau Non Performing Loans (NPL) hanya sebesar
3,02%. “Dana Pihak Ketiha (DPK) saat ini tumbuh ssebear 11,0% menjadi 323,2
triliun. Kondisi ini cukup menggembirakan”.
Rosmaya Hadi, sebagai
pimpinan BI Jabar yang baru, yang sebelumnya selama 28 tahun berkecimpung
mengurus “sistem pembayaran”, dengan
jabatan terakhir Direktur Ekskutif Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem
Pembayaran (2013 – 2014), dalam salah satu ujarannya menyatakan keinginannya
untuk menggalakkan penggunaan E Money di Jabar.
Pada kesempatan lain Rosmaya
Hadi, selain menghimbau masyarakat untuk lebih banyak menggunakan E Money, pun kedaulatan
mata uang rupiah di Jawa Barat dan Indonesia perlu dilaksanakan di lapangan
dengan konsisten. “Hotel, pelabuhan, bandara, dan barang vital lainnya di dalam
negeri harus bertransaksi dalam mata uang rupiah”.
Disinggung tentang
eksperimen penggunaan E Money oleh BI saat dilakukan WUBI (Wira Usaha Bank
Indonesia) Festival, 5 – 7 Desember 2014
di halaman BI Jabar, yang diikuti sekitar 50 kelompok UKMK, kala itu masih
banyak orang yang tergagap-gagap dalam penggunaannya,
“Memang perlu ada upaya
edukasi secara berkelanjutan. Di Jakarta saja kala E Ticket pada moda
transportasi kereta api masih ada yang iseng, menempelkan permen karet.
Tujuannya, program ini macet. Anehnya, sekarang orang malah banyak yang senang pada
program ini”. [Harri Safiari | Foto : Harisman]
Tidak ada komentar: