Berlangsung pada hari Jumat, 10 Oktober 2014, sebuah perhelatan akbar telah dilakukan oleh Kementerian Pertanian di Jakarta. Acara yang bernama Kemilau Daya Saing Produk Pertanian 2014 ini mengambil tema, “Standardisasi Mutu Produk Pertanian Memenangkan Pasar Bebas Asean”. Tujuan diselenggarakannya event ini adalah memberikan penghargaan kepada pebisnis-pebisnis bidang pertanian atas inovasi yang dilakukannya. Contohnya; Koperasi Pesantren (Kopontren) Al Ittifaq Rancabali, Ciwidey.
 |
Suasana panggun Kemilau Daya Saing produk Pertanian 2014 di Kementan (10/10) |
Melalui ketua Kopontren Al Ittifaq, Klik Soreang sempat mewawancarai Setia Irawan langsung dari kantor Kementerian Pertanian kemarin. Menurut Irawan - panggilan akrabnya - saat wawancara berlangsung, dirinya tengah dalam perasaan tegang, "Menunggu detik-detik menegangkan ..." ujar lelaki kelahiran Bandung 24 Nopember 1981 tersebut. Rupanya, Kopontren Al Ittifaq masuk nominasi Produk Sayuran Segar.
Sebelumnya semua peserta
Kemilau Daya Saing Produk Pertanian 2014 ini dikarantina oleh P2HP Kementan (Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Kementerian Pertanian), "Dari 317 peserta pada awalnya, mengerucut menjadi 230 lalu berkurang lagi menjadi 44 peserta," jelas Irawan.
 |
Setia Irawan ketua Kopontren Al Ittifaq |
"Saat ini (Jumat, 10/10) tengah berkumpul di tengah auditorium Kementan dalam acara Kemilau Daya Saing Produk Pertanian 2014 hadirin sebanyak 44 orang; 7 orang dari Jawa Barat, 1 orang dari kabupaten Bandung (Kopontren Al Ittifaq -red), 1 orang dari Garut, 1 orang dari Cianjur, 1 orang dari Sumedang, 1 orang dari kabupaten Bandung Barat, 1 orang dari Subang, dan 1 orang dari kota Bandung." Irawan menambahkan.
Selama di karantina kegiatan yang dilakukan menerima adalah pembekalan berupa materi dari
Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor ( IMB IPB), "Kami dari hari Selasa sampai dengan Kamis (7-9/10) diberikan materi dan bimbingan dari MB IPB" ungkap Irawan.
Irawan taksendiri, dari daerah lain yang juga bersama-sama mengikuti kontes agrobisnisi tersebut antara lain; Mario dari Cianjur dengan produk yang dilombakan, beras liwet Pandan Wangi, dan Andris Wijaya dengan produk Beras 1001 dari Garut
 |
Para nominator dari kiri: Mario wakil dari Cianjur, Setia Irawan, dan Andris Wijaya (Beras 1001) |
Cloud Server untuk Para Petani Sayur
Meskipun pada akhirnya tidak memenangkan nominasi produk sayuran segar (pemenangnya dari Boyolali-red), Irawan tetap optimis akan terus mengembangkan sektor koperasi pesantrennya ini dengan teknologi informasi dan komunikasi. Cita-citanya ingin memanfaatkan teknologi cloud server yang bisa dilakukan oleh petani, "Saya bercita-cita ingin memanfaatkan Dropbox untuk semua urusan data, baik itu; faktur, stok barang dan lain-lain dilakukan oleh petani-petani." ujar Irawan di sesi makan siang. Hal ini disampaikan oleh Irawan keesokan harinya di basecamp RTIK Kabupaten Bandung yang masih berafiliasi di aula PPI Bapapsi pada acara, “Membangun Desa Melalui Teknologi Informasi” (11/10) [baca:
Membangun Desa dengan Keterbatasan TI].
[adetruna]
1 komentar:
Wah keren ....
Cloud Server